Belajar Puspa dan Satwa Bersama Anak



           
                Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional yang ditetapkan pada tanggal 5 November 1993, yang dimaksudkan untuk meningkatkan rasa kepedulian kita akan kelestarian akan bunga dan juga satwa yang ada maupun yang hampir punah. Banyak langkah serta upaya yang telah dilakukan pemerintah dengan bantuan organisasi dunia yaitu WWF ( World Wide Fund  of Nature ) yaitu yayasan jndependen yang terdaftar sesuai hukum Indonesia. Organisasi pelestarian global yng bekergja di 100 negara di dunia yang mempunyai mimpi bahwa pelestarian yang telah kami lakukan dengan alam.
 
                WWF melirik Negara Indonesia, karena di Indonesia mempunya beragam jenis puspa dan satwa yang hamper punah, maka mereka menetapkan Badak Bercula Satu di Ujung Kulon sebagai salah satu hewan yang langka dan harus dilindungi, dan Bunga Rafflesia sebagai puspa yang harus dijaga keberadaannya. Kedua makhluk langka tersebut harus sama-sama kita jaga kelestariannya agar anak cucu kita atau generasi penerus bias mengetahui hewan apa saja yang pernah ada di Indonesia.
                Maka dari itu, anak-anak harus diberikan bimbingan agak selalu dan selalu menjaga kondisi alam, walaupun tidak secara langsung ikut serta menjaga makhluk hidup yang langka tetapi mulai dibiasakan merawat dan mencintai alam dan isinya sejak dini. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh kita terhadap anak-anak dalam memperkenalkan dan menumbuhkan rasa cinta anak akan puspa dan satwa di Indonesia.
                Target anak yang dimaksudnya biasanya adalah anak-anak PAUD ataupun anak TK, dengan anak usai seperti mereka, akan mudah bagi kita untuk memperkenalkan bahkan menanamkan rasa cinta akan puspa dan satwa. Pada saat ini zaman sudah sangat canggih, para guru dan pengajar bisa menggunakan media online untuk memperkenalkan hal tersebut. Misalkan melalui pemutaran video interaksi lucu antar hewan dalam bentuk animasi yang diselingi dengan game maupun tarian atau senam yang membuat anak menikmati pembelajarannya.
                Animasi yang ditampilkan tentu saja tentang ragam puspa dan satwa yang unik serta satwa yang harus kita jaga keberadaannya. Kegiatan ini sangatlah memberikan manfaat bagi anak-anak karena selain menumbuhkan kecintaannya terhadap puspa dan satwa sejak dini, mereka juga berlatih untuk meningkatkan motorik pada anak, mereka dituntut untuk memahami apa itu puspa dan satwa yang harus mereka jaga dan juga dituntut aktif bergerak, karena ada senam dan tarian yang diselingi dan juga secara tidak langsung mereka meningkatkan interaksi mereka bersama teman di kelasnya.
                Dan setelah diadakan kegiatan di dalam ruangan, panitia pelaksana ataupun yang mengajar anak-anak bisa menerapkan pembelajarn atau pengenalan di luar ruangan. Kegiatan di luar ruangan biasanya merupakan hal yang sangat disukai oleh anak-anak karena mereka merasa bisa bebas dan bisa sesuka hati melakukan apapun yang mereka mau. Kegiatan yang bisa dilakukan di luar ruangan adalah menanam tanaman di pot kecil, dengan membagi mereka menjadi beberapa kelompok dan mengajarkan mereka cara menanam pohon yang berukuran kecil. Anak-anak akan sangat antusias akan hal itu, mengapa demikian? Karena anak-anak lebih cenderung menyukai hal-hal yang bisa dia lakukan sendiri atau langsung praktek dari pada mendengarkan kita berbicara. Seperti senam dan tarian saat pemutaran film animasi, itu juga termasuk praktek yang diberikan disela-sela materi.
                Ketika sudah selesai, mereka dengan gembiranya meletakkan bahkan merapihkan tanaman yang sudah mereka tanam, itu merupakan awal yang tepat untuk menanamkan rasa cinta terhadap lingkungan dan makhluk hidup ( Puspa dan Satwa ) terhadap anak-anak yang akan menjadi penerus kita kelak.


" Building a future in which humans live in harmony with nature "

–  World Wide Fund  of Nature )


 

Komentar